Senja,
Mengajarkanku banyak hal. Tentang apa yang namanya keindahan. Inilah segelintir ciptaanmu Tuhan, yang samar banyak orang melupakan, atau mungkin menyepelekan. Karena dia datang hanya sebentar, dia muncul hanya sekelebat bayangan. Memotong antara sore dan malam.
senja,
Tak mengertikah engkau, cahayamu yang menyilaukan juga terasa menyakitkan. Senja yang menyakitkan, kau hanya akan memberi ingatan akan keindahan masa laluku yang pernah kulewati denganmu, dengan senja, dan dengan seseorang
Mungkin pertemuan awal kita dulu aku penyukamu, terlebih karena hadirnya
seseorang yang ikut menikmatinya keindahanmu. Dan ketika dia pergi,
maaf, senja, kaupun ikut ku benci. Aku benci rasa yang hadir ketika kau
juga menghadiri soreku. Senja, hanya akan memberikan ingatan yang susah payah ku lupakan. Dan taukah kamu, aku selalu meghindar untuk bertemu denganmu beberapa minggu setelahnya pergi.
Sekarang, kau tak perlu canggung untuk muncul lagi, aku sudah terbiasa melewatinya bersamamu bahkan dengan rasa yang beragam.
Sekali lagi,
Aku sangat membencimu tatkala kau memberi kenangan manis itu muncul lagi. Tapi senja, kau adalah waktu sepersekian detik yang bisa mengacaukan hati orang, kuakui itu. Jadi, tetaplah menjadi senja yang memabukkan, yang siluetnya dapat diartikan apapun sesuka yang memandangnya.
Meskipun begitu, kau tetapyang paling indah. Kau bahkan bisa melenyapkan kesakitan yang terasa yang mungkin pernah kau beri juga. Hanya dengan melihatmu, aku seperti melihat Tuhan. Aku seperti
melihatNya menyaksikan keAgungannya, aku mempunyai kekuatan kembali
untuk berdiri. berdiri karena apa? apakah aku jatuh? Tidak, aku hanya
ingin bersimpuh pada Tuhanku